Kamis, 27 Juli 2017

As Sholatul Mi'rajul Mu'minin (bagian 2 )

                                                                                                                    Bagian 9


Adalah Aku satu perbendaharaan yang tersembunyi, 

Maka inginlah Aku supaya di ketahui siapa Aku.
Maka Aku jadikanlah makhluq Ku, 
Maka dengan Allah mereka mengenal Aku

,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ , بــِـسْمِ اللهِ الرَّحْــمٰنِ الرَّحِــيْمِ 
,الحــمدلله ألصــلاة والســلام على رسـول الله
و على آله وصـحبـه اجـمعيـن 
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانِ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ , اَمَّا ب

Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam semesta, berfirman,

سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ,إِلَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ

Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan, Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan dari (dosa). (Qs.Ash Shafat Ayat 159 -160)

Alhamdulillah, segala puji  dan puja bagi Allah, Dialah cahaya langit dan bumi,Dia memberikan cahaya Nya di waktu malam gelap gulita, Dia memberikan penerangan dengan cahaya Nya yang bagi siapa-siapa saja yang menghampiri Nya dan Dia membukakan hijab dari yang menutupi cahaya sehingga berdampakkan Nurin ala Nurin, bagi siapa-siapa yang dikehendaki Nya. Sholawat beriringkan salam atas junjungan kita, baginda Rasullullah Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat-sahabatnya. Mudah-mudahan syafa’at beliau melimpah dan menghunjam kelubuk hati sanubari kita yang paling dalam seraya dangan syafa’at tersebut kita dapat membedakan yang haq dengan yang batil. Yang mulia tuan-tuan guru Syekh, Kyai, dan Alim Ulama’ rahiimahkumullah, Mohon, izin dan restunya untuk membahas tentang Rukun Islam, kedua yakni,” Sholat”(di dalam hal ini,keterkaitan Rukun Islam Pertama yakni, Syahadah sangatlah kuat sekali hubungannya dengan sholat), melihat kondisi kepada khususnya  umat Islam dan jika terdapat kekeliruan dalam penyampaian, mohon diluruskan.


Tak lupa pula terima kasih kepada para pembaca, yang telah berkenan membaca, memperhatikan dan memahami ,dari awal unggahan artikel hingga saat ini, dan besar harapan penulis untuk menanggapi artikel yang diunggah kiranya kita memerlukan Ilmu Dalil (bukti) dari Al Qur‘an, Ilmu Madlul (yang di buktikan) dari Al Qur’an dan Ayat Muktamat (Ayat yang terang artinya tidak memerlukan penafsiran) dan Muktasabihat (Ayat yang perlu penjelasan) dari Al Qur’an. Semoga Allah SWT,selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya, Aamiin. Kajian yang penulis unggah akan  banyak sekali ilmu Islam yang bagi siapa-siapa ingin memperoleh ilmu agama besar ini, dan bersabarlah untuk membacanya, postingan pekan lalu tentang “As Sholatu Mi’rajul Mukminin (bagian 1)”adalah rujukkan yang sangat kuat dan selalu pegangilah erat-erat,agar kita tidak kehilangan sumber yang di unggah dari peristiwa pelantikan Nabi Muhammad SAW di Gua Hiro’ juga yang telah di amalkan Salik yakni,  bertarekat,silahkan kunjungi di Blok ini tentang “Jalan yang sungguh melelahkan,penuh onak dan duri jurang di kanan kiri,tebaran kerikil tajam lagi mendaki,hanya demi ridho Ilaahi” adalah InsyaAllah, modal besar bagi Salik untuk merasakan dan mengetahui peristiwa demi peristiwa yang lalu dan akan datang. Saudara/i sekalian yang dirahmati Allah SWT, untuk melanjutkan  unggahan  artikel pekan lalu agar kiranya tidak terputus, penulis berusaha  semaksimal mungkin menggunakan bahasa yang di fahami dan berharap pembaca unggahan artikel ini, untuk tidak terburu-buru, tergesa-gesa, santai dalam keadaan tenang dan dengan waktu luang sehingga karunia Allah SWT, berupa faham akan turun, InsyaAllah .


سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِير

"Maha suci Allah, yang telah memperjalankan abdi Nya pada suatu malam  dari Al Masjidil Haram ke Al Masijidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sessungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS. Al Isra' Ayat : 1).


Penjelasan firman Allah, di atas bahwa , langsung mengundang dengan memperjalankan Abdi (hambah) Nya, untuk menjemput perinta "Sholat" di dalam kondisi dan setuasi alam Jisim (ghoib), bukan alam Jirim (nyata), namun kendatipun demikian yang di perjalankan itu adalah Abdi Allah, yang pakai ruh dan jasad.



وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُون

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menjadi abdi Ku.” (QS. Adz Adzariyaat Ayat: 56),


Mari kita jelaskan masalah ini. Satu-satunya abdi Allah SWT, yang Isra’ wal Mi’raj adalah Rasullullah Muhammad SAW, yang mewakili dari sekian banyak dari abdi-abdi Allah SWT, lainnya. Untuk mensikapi peristiwa besar ini (Isra’ wal Mi’raj), disini Aqal (Logika), tidak mampu dan tidak sanggup untuk menirimanya, hanya keimanan yang kuatlah yang sanggup menerimanya karena ini semata-mata tentang keimanan yang berada di qolb (hati), bagaimana pula dengan seorang Nabi Allah SWT, ya’ni Nabi Musa as yang ingin berjumpa dengan Tuhannya di bukit yang Allah SWT, maksud yakni  gunung Thuursina, tempat terkenal di daerah ini adalah Jabal Musa. Adalah nama sebuah puncak gunung tertinggi, dari sederetan gugusan pegunungan yang ada di semenanjung Sinai, Mesir.“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku".Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, Dia berkata: "Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman". (QS. Al A’raaf Ayat ; 143),wajar jika Abu Lahab beserta kroni-kroninya menentang peristiwa besar ini karena mereka menggunakan Akal/Logika mereka dan bertambah terus kekafirannya,dan yang telah berimanpun kepada Allah SWT,telah banyak yang murtad menanggapi peristiwa besar ini, tidak menutup kemungkinan kroni-kroni Abu Jahal,dari masa itu sampai sekarang dan akan datang tetap tidak mengimani/ menolaknya. Saudara/i sekalian yang dirahmati Allah SWT,Makhluq yang bernama Insan/manusia ini adalah suatu bahan baku yang dapat menjadi apa saja,untuk mendekatan femahaman,mari kita ambil contoh misalkan, Ubi (singkong) suatu bahan baku dapat di jadikan, kripik, bisa di jadikan tepung tapioka bisa,di jadikan kerupuk sanjai,bisa dijadikan tewul,bisa di jadikan kue lepat juga bisa dll,Ubi(Singkong) sebagai bahan baku,demikian pulalah dengan Insan/manusia sebagai bahan baku,di jadikan derajatnya melebihi Malaikat,bisa di jadikan sederajat dengan Iblis la’natullah,juga bisa bahkan di jadikan derajatnya lebih hina dibawah binatangpun juga bisa.Perhatikan apa yang disampaikan Allah SWT.


وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi nereka Jahanam kebanyakkan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak di pergunakannya untuk berzikir kepada Allah dan mereka mempunyai mata tetapi di pergunakan untuk melihat kebesaran Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak di pergunakan zikrullah dalam hatinya. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang tidak berzikir kepada Allah". (QS. Al A'raf Ayat : 179).


Maka jika manusia sebagai bahan baku tidak segera menggeser untuk menjadi Abdi Allah, sedini mungkin, tidak menutup kemungkinan Iblis la'natullah dengan seluruh bala tentaranya akan menggeser kedudukkan manusia sebagai Abdi Syaiton dan bahkan lebih lagi kedudukkannya di bawah binatang.


وَالْعَصْرِ, إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْر, إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan rugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya tetap dalam kesabaran. (QS. Al  Ashs Ayat: 1-3)



Ayat tersebut menjelaskan bahwa, Allah SWT, bersumpah dalam keadaan siang dan malam, makhluk yang berwujudkan manusia(insan), tetap dalam keadaan rugi (tidak beruntung) walaupun ia seorang pejabat tertinggi sampai rakyat lapisan yang paling bawah di negeri ini tetap rugi (tidak beruntung), akan tetapi jika ia bersegera menggeserkan dirinya sebagai Abdi Allah SWT, dengan Iman Ainul Yakin, Iman Haqqul Yakin dan Iman Kamalul Yaqin dan mengerjakan amalan yang di Syari’at kan Allah dan RasulNya, menyampaikan haq bahwa baik buruk datangnya dari Allah SWT, semata-mata dan totalitas tunduk hatinya dibawah takdir (ketentuan) Allah SWT, di dalam kesabaran, Dikarenakan manusia telah nyerah dan berserah diri secara totalitas kepada Tuhan seru sekalian alam,InsyaAllah manusia tersebut diangkat Allah SWT,derajatnya menjadi Abdi (hamba) Nya,yang paling beruntung.
Banyak riwayat-riwayat Hadist yang memakai bahasa –bahasa  tamsilan (percontohan), kias untuk menjelaskan tantang Isra’ wal Mi’raj Rosullullah Muhammad SAW. Hati-hati dalam menjabarkan dan menjelaskan secara bebas lepas tentang peristiwa ini tanpa ilmu Syari'at ilmu Tahun, ilmu Hakekat, dan ilmu Makrifat. Buro’ salah satu nama yang menghantarkan Rasulllullah dari Majidil Haram ke Masjidil Al Aqso (Palestin). Buro’ asal kata bahasa Arab Barqun,yang artinya kilat,k ilat adalah cahaya dan cahaya itu adalah Nur.Kesimpulan Nabi Muhammad SAW di undang Allah SWT untuk menjemput sholat dengan jasad dan ruhnya, dan Allah SWT, sediakan kendaraanya dengan nur.Untuk mendekatkan pemahaman tentang sifat cahaya/nur “Jika senter besar di sorotkan atau di tembakan melewati kesebuah bukit maka,cahaya bagian depannya pendek dan apabila telah melewati bukit maka cahaya bagian belakangnya tinggi,begitulah sifat cahaya.Penjelasan yang saya kemukakan di sini langsung pada pokok utama,tidak menerangkan beberapa tempat suci yang di singgahi Rosulullah.Sewaktu Nabi berangkat dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso,Dari Masjidil Aqso sampai langit ketuju ke baitul Makmur jumpa Nabi Ibrahim as, naik ke Sidrotil Munthaha, dari Sidrotil Muntaha, Jibril as berkata,kepada Muhammad, yaa . . Muhammad sampai disinlah tugasku,aku tidak sanggup lebih dari Sidrotil Munthaha dari sini keatas Anta wa Robbuka, urusan Engkau dengan Tuhan Engkau.Saudara/i yang di rahmati Allah SWT,dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dengan Buro’ dari Masjidil Aqso sampai kelangit dikawal oleh Jibril as sampai Sidrotil Munthaha,Jibri pun lepas tangan,kalau di timbulkan pertanyaan dengan apa Muhammad dari Sidrotil Munthaha ke ‘Ars ke sisi Allah SWT ! . .

Ini sulit di temui jawabannya kecuali orang-orang yang menuntut empat macam ilmu yakni, Syari’at,Tharikat,Hakekat,Ma’rifat (yang telah di bahas bebarapa postingan lalu).Dengan apa Muhammad berangkat adalah dengan”Sirrullah”(rahasia Allah SWT) yang pernah beliau peroleh dari “Gua Hiro”, sewaktu beliau Khalwat,pertama sekali beliau kenal Allah SWT, itulah ilmu yang di manfa’atkan oleh baginda Rosul dari Sidrotil Munthaha sampai ke ‘Ars disitu beliau “Mutu Qobla Antal Mautu”(mematikan diri sebelum mati), apa yang beliau matikan, pertama Qudrat/tenaganya hilang kekuasaan,kedua Iradat/kemauannya hilang kemauan,ketiga Sam’un/pendengarannya hilang pendengaran,keempat Bashar/penglihatannya  hilang  penglihatan,ke lima Kalam/perkataanya hilang tinggal dua Hayyat/hidup dan Ilmu/tahu.Waktu hidup di Sidrotil Munthaha, Muhammad dikala itu tahu apa !  apa yang ia saksikan, dikala itullah beliau sampai kesisi Allah, sesungguhnya apa yang diketahui adalah Hakekat dirinya.(Dialah subjek dan Dialah objek,Dialah dalang dan Dialah wayang,Dialah air dan Dialah ombak) dalam hal ini abdi Allah tenggelam dalam kalimah “Laa Hawlaa Walaa Quwata Illa Billah (Tiada daya dan upaya melainkan dengan Allah SWT)” dan perlu digaris bawahi agar tidak gagal faham,di cermati benar-benar bahwa,hukum Syariat dan Hakekat tetap berlaku dalam hal ini,kesimpulan setiap orang/manusia yang telah menggeserkan posisinya menjadi abdi Allah SWT, InsyaAllah/dengan inzin Allah SWT,abdi tersebut dalam keadaan Mi’raj ketika menegakkan sholat wajib maupun sunnah,pas sekali yang di ngalami oleh Nabi Muhammad SAW,itu artinya 24 jam abdi tersebut posisinya di ‘Ars,kedudukan abdi di sini sudah mencapai tingkat Ikhsan yakni,ketika kita beramal dan beribadah di mana saja dan kapan saja,sesungguhnya kita merasakan atau tenggelam dalam keEsaan Nya atau juga di sebut Nafi/tiada diri di dalam Isbat/tetapnya wujud Dia,dan Allah berfirman, ”Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (QS. Al Hadid Ayat: 4), akan tetapi jika engkau tidak mampu untuk melihat Dia, yakinlah bahwa sesunggungnya Allah SWT,melihat engkau, Setelah kita berjiwa Ikhsan,maka berSyari’atlah dengan aturan dan undang-undang Allah dan Rosul Nya untuk mengamalkan suatu ibadah,misal ketika akan mengerjakan ibadah Sholat, maka berthoharoh/bersuci (berwudhuk) dahulu (berSyari’at) dan begitu kita Ta’birraturikhram,maka disitu kita sudah berSyari’at dan berHakekat (berjiwa Ikhsan) dan hal ini akan terjawab kepada seluruh makhluk yang berwujud manusia disaat ruh sampai di kerongkongan/khalqun, lihat di kronologi saya tentang “Pohon jelatang di tepi laut,gugur bunganya di makan ikan,Jika datang si Malaikat maut ilmu apakah yang anda gunakan !”

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُو, الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُون. . . وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ, وَالَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُون, أُولَٰئِكَ هُمُ الْوَارِثُون, الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Sungguh beruntung orang-orang beriman itu,yaitu orang-orang yang khusuk sembayangnya, . . Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat yang di pikulnya dan janjinya dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya,Mereka itulah orang-orang yang akan mewaris,yakni yang akan mewarisi syurga Firdaus.Mereka kekal di dalamnya”(QS.Al Mu’minun Ayat: 1-11).

Demikianlah wejangan ini, ma’na di balik kalimat “As Sholatu Mi’rajul Mukminin (bagian2) ”Mohon ampun kepada Allah SWT,mohon ma’af, bila terdapat kesalahan dan sedikitpun tidak ada maksud tertentu,hanya semata-mata menyampaikan haq Allah SWT, agar kita dihadapan Al Haq, tidak saling tuding menuding satu diantara kita,atas ma’af  yg diberikan,saya ucapkan tarima kasih, semoga bermanfa’at, hanya kepunyaan Allah lah segala puji-pujian teragung.InsyaAllah/jika Allah izinkan, kita lanjutkan kamis malam depan,pkl 22.00 wib, tentang Rukun Islam kedua yakni “Sholat” di karenakan saling terkait, kiranya  saya berharap agar unggahan-unggahan postingan sebelumnya dan sekarang difahami betul-betul, supaya sebagai bahan acuan untuk melengkapi unggahan-unggahan postingan akan datang sehingga tidak kehilangan arah dan tujuan .

إِلهِي لََسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلا, وَلاَ أَقوى عَلَى النّارِ الجَحِيم

Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim.Yaa .. Allah, hilangkanlah rasa ujub dalam diri kami sehingga kami tidak pernah terlepas dari tali Aqidah yang sangat kokoh, Aamiin . . yaa Robbal Aalamiin, 

Billahi taufiq wal hidayah.  

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 



Kata-Kata Arifbillah


"Bersungguh – sungguhlah engkau dalam menuntut ilmu, 

jauhilah kemalasan dan kebosanan kerana jika tidak demikian 
engkau akan berada dalam bahaya kesesatan". (Imam Al Ghazali)
            





                           

1 komentar:

  1. CASINO BONUS - 15 Fremont Street, Fremont, CA - Mapyro
    The Casino at 광명 출장마사지 Fremont 익산 출장마사지 is a hotel and casino located in Fremont, CA. With its beautiful 통영 출장안마 casino and plenty of slot machines and 의왕 출장마사지 plenty of table games,  Rating: 3.8 · ‎21 reviews 남원 출장안마

    BalasHapus