Kamis, 27 Juli 2017

Sesakti Apapun Arjuna,Tetap Ki Dalang Yang Berperan

                                                                              Bagian 2


Barang siapa kenal dirinya maka kenal ia Tuhannya,
Barang siapa kenal Tuhannya maka sesungguhnya, tiadalah dirinya.

,السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ , بــِـسْمِ اللهِ الرَّحْــمٰنِ الرَّحِــيْمِ 
,الحــمدلله ألصــلاة والســلام على رسـول الله
و على آله وصـحبـه اجـمعيـن 
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانِ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ , اَمَّا ب

Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam semesta, berfirman, 

وَقَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ ۖ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مُوسَىٰ بِالْبَيِّنَاتِ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ وَمَا كَانُوا سَابِقِينَ,فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ ۖ فَمِنْهُمْ م أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ,مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ ۖ لَوْ كَانُوا, اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ,وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ

Dan juga Karun, Fir'aun dan Haman. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. akan tetapi mereka Berlaku sombong di muka bumi, dan Tiadalah mereka orang-orang yang luput dari kehancuran itu.Maka masing-masing mereka itu Kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak Menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri. Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang mereka seru selain Allah dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (QS. Al Ankabut Ayat : 39-43)

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam, dengan ni’mat sehat yang telah di berikanNya, kita diberi kesempatan kembali dan berkomunikasi walaupun melalui  via media sosial, Sholawat beriringkan salam atas panutan kita baginda Rasulullah Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat-sahabatnya. Mudah-mudahan syafa’at beliau melimpah dan menghunjam kelubuk hati sanubari kita yang paling dalam dan dengan syafa’at tersebut agar kiranya kita selamat dari keterbelengguan hawa dan nafsu, sehingga kita mampu menyikapi keadaan yang gonjang ganjing ini. Yang mulia tuan-tuan guru Syekh, Kyai dan Alim Ulama' rahiimahkumullah, mohon, izin dan restunya untuk menjelaskan "Keimanan Kepada Allah SWT" guna di sampaikan ketengah-tengah publik, mengingkat kondisi saat ini, khususnya kepada umat Islam dan jika terdapat kekeliruan dalam penyampaian, mohon di luruskan.

Ucapan terima kasih kepada Ikhwan wal Akhwat yang berkenan membaca, memperhatikan dan memahami, artikel yang penulis unggah semoga Allah SWT, selalu melimpahkan rahmat dan karunia Nya. Aamiin. Penulis berharap untuk menanggapi artikel yang diungga kiranya kita menggunakan ilmu dalil (bukti) dari Al Qur‘an, ilmu madlul (yang di buktikan) dari Al Qur’an dan ayat muktamat (ayat yang terang artinya tidak memerlukan penafsiran) dan ayat muktasabihat (ayat yang perlu penjelasan) dari Al  Qur’an.


Ikhwan wal Akhwat sekalian yang di rahmati Allah, melihat sebuah status di atas tentu kita membayangkan cerita tentang dunia perwayangan. Beberapa abad yang lalu agama Islam di sebar luaskan melalui dakwah seni perwayangan yang di bimbing oleh para wali-wali Allah, Al Muqarrom “Wali Songo” khususnya di tanah Jawa, Al Muqarrom wali Allah, ”Hadratus Syeikh Kiyai Haji Muhammad Hasyim Asy'ari”, kab. Jombang Jawa Timur dan wali Allah, Al Muqarrom “Syekh Abdul Wahab Rokan Al-Khalidi Naqsyabandi”, kab. Langkat Sumatera Utara, banyak lagi para wali-wali Allah tersebar di pelosok tanah air Indonesia.InsyaAllah, dengan qaromah mereka berharap kita mendapatkan syafa’at "Rasulullah Muhammad SAW", di alam dunia ini, dengan syafa’at tersebut kita terlepas dari belenggu dari jeratan hawa dan nafsu sehinggah tersingkaplah tabir (hijab) tampak jelas "Mukasyafah" wujud kongret Ilaahi,supaya dapat di mengerti dan di fahami, penulis gunakan bahasa yang sederhana, Melihat banyaknya manusia sudah memperturutkan hawa dan nafsunya, untuk ini mari kita mengambil pelajaran dari beberapa penguasaa dzolim, Fir’aun, yang mana ia seorang sakti mandraguna dengan ilmu dan kekuatannya yang tinggi sehingga ia mengklem dirinya menjadi Tuhan, untuk itu Allah, tenggelamkan beserta bala tentaranya yang tangguh. Sejarah membuktikan betapa angkuhnya Namrud dengan bala tentaranya, sehingga rakyatnya jatuh miskin disebabkan kekuasaannya untuk menyembah berhala dan akhirnya dirinya mengklem menjadi Tuhan, dan Allah, hancurkan ia beserta bala tentaranya yang perkasa.

Akhwan wal Ikhwat sekalian yang di ramati Allah, mari kita mengambil hikmah dari kedua tokoh dzolim ini. Allah, mengabadikan mereka di dalam kitab suci Al Qur’an, dan Al Hadits menjadikan symbol manusia yang mengambil alih hak Allah. Sifat-sifat mengaku tuhan dan sifat-sifat berhala ada di dalam diri manusia, maka sefat-sifat itulah yang wajib di hilangkan maka para wali Allah, Al Muqarrom “Wali Songo” dengan ajaran Islam, mereka memberantas sifat kefasikan, sifat kemunafikan, sifat kemusyrikan dan sifat mengkufurkan ni’mat yang ada didalam diri manusia.

فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ قَتَلَهُمْ ۚ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ رَمَىٰ ۚ وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَاءً حَسَنًا ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. 
(QS. AL Anfaal ayat : 17)

Inilah sifat Ma’ani yang wajib bagi Allah SWT dan mustahil bagi manusia yakni, sifat Qudrat (Maha Kuasa) yang ada pada  manusia kenyataan, sama dengan lemah (azizun),sifat Iradat (berkeinginan) yang ada pada  manusia kenyataan, sama dengan benci (karihun),sifat Ilmun (mengetahui) yang ada pada  manusia kenyataan, sama dengan bodoh (jahilun),sifat Hayat (hidup) yang ada pada manusia  kenyataan, sama dengan mati (maitun ),sifat Sam’un (mendengar)  yang ada pada manusia kenyataan, sama dengan tuli (amyun), sifat Bashar (melihat) yang ada pada  manusia kenyataan, sama dengan buta (ngumyun ), sifat Kalam (berbicara) yang ada pada kenyataan, sama dengan bisu/gagu (bu’mun ). 

Manusia selalu menggunakan, sifat-sifat yang wajib bagi Allah SWT, sehingga ia mengklem merasa ia yang berkuasa, merasa ia yang berkeinginan, merasa ia mengetahui, merasa ia hidup ,merasa ia  mendengar, dan merasa ia bisa berbicara. Inilah hak-hak Allah, yang di ambil alih oleh hawa dan nafsu itulah dia sifat keakuan/ego (nafsu tercela yakni nafsu mazmumah). Bagaimana kita ingin membesarkan Allah SWT sementara yang berperan adalah sifat keakuan (ego). Bagaimana mungkin menegakan amal ma’ruf dan nahi mungkar di luar diri, sebelum menghancurkan terlebih dahulu tuhan-tuhan dan berhala-berhala selain Allah, yang ada di dalam diri. Mereka telah mengenakan selendang kebesaran Zat Ilaahi sehingga mereka binasa. Lihat bagaimana Allah SWT menghancurkan Fir’aun dan Namrud, dengan melalui tangan hambah-hambahNya yang sholeh, berjiwa suci dan berhati mulia yakni’ Nabi Musa as dan Nabi Ibrahim as. Hawa dan Nafsu itu adalah anugrah dan bahagian hidup kita yang dirahmati Allah, bukankah “Orang yang kuat itu kuat bergulat akan tetapi orang kuat itu orang yang menahan (mengendalikan hawa dan nafsunya)”, bukan harus dibunuh dan dimusnahkan hanya lagi kita di perintahkan untuk menahan (mengendalikan) dan merubah dari nafsu mazmumah (tercela) ke nafsu mahmudah (terpuji) 
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkanya sesat berdasarkan ilmu Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas pengelihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk  sesudah Allah membiarkannya sesat.Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? “QS. Al Jaatsiyah Ayat : 23” 

Bila kita tinjau dan perhatikan bahwa ayat tersebut mengintruksikan kepada kita bahwa untuk lebih serius lagi mengkaji (mempelajari) diri, karena di dalam diri tersebut jelas sekali siapa sesungguhnya yang Haq. Maka dari itu “Man Arrofa Nafsahu Faqod Arrofa Robbahu “/Barang siapa kenal dirinya maka kenal ia Tuhannya. “Wa Man Aroffa Robbahu Faqod Fajasal Jasadi”/Barang siapa kenal Tuhannya maka sesungguhnya tiadalah dirinya. (maksud arti tiada dirinya adalah bukan seperti es yang mencair dan bukan seperti lilin yang meleleh atau seperti besi melebur yang dimasak diatas tungku, bukan), akan tetap menafikan/meniadakan keinsanan dan mengisbatkan/menetapkan Allah SWT di dalam dirinya.


وَفِي أَنْفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan? (QS.Adz Dzriyaaat Ayat : 21)
Jadi anggapan asumsi kebanyakan masyarakat bahwa, kajian Islam yang telah di bentangkan di atas adalah kajian dalam, yang tidak perlu di pelajarai, ini sangat tidak masuk aqal, padahal ini ilmu tauhid (aqidah) yang selalu mengesakan Allah, dalam gerak dan diam, kapan dan dimana saja berada dan ini pulalah yang termasuk Rukun Islam Pertama yakni “Syahadah” (pokok dari ajaran agama Islam). Mari kita buat permisalan mendekatkan pemahaman, sebuah tonggak besi yang besar dan panjang, di pacakkan kedalam dasar laut dari permukaan air, kalau kita katakan kajian ini sedalam ujung besi yang di pacakan maka apa yang terjadi umat Islam tidak ingin memasuki karena dalamnya dasar laut, sehingga umat Islam jadi jahil (bodoh), ini adalah provokasi yang tidak bertanggung jawab agar umat Islam jauh dari dan tidak dapat mengetahui ilmu-ilmu Allah SWT. 

Padahal islam tidaklah demikian, Ilmu Islam itu seperti lingkaran tidak ada pangkal dan tidak ada ujungnya sehingga saling berkaitan satu dengan yang lain, contoh kita berbicara tentang Rukun Islam yakni Syahadah maka akan terkait ke Sholat, Syaum, Zakat,Haji, terkait ke Rukun Iman, Rukun Iman terkait ke Rukun Ikhsan dan akhirnya terkait kembali ke Syahadah (Rukun Islam).Di situlah Tauhid Rububbiah dan Tauhid Ulu’iyah yang tidak pernah ada celahnya. Maka dikatakan “Al Islam, Ya’lu Wala Yu’la Alaihi”(Islam itu tinggi dan tidak ada yang melebihinya). Jadi wayang sebagai Arjuna yang sangat sakti tidak bisa diam dan gerak bahkan bicara sedikitpun tanpa ki Dalang yang punya kuasa,akhir dari permainan wayang kulit tersebut, semua kembali kedalam peti yang telah disediakan ki Dalang dan akan di keluarkan kembali dalam episode yang berbeda. Inilah dakwah yang disampaikan Al Muqarrom ‘Wali Sono".
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Katakanlah:Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah SWT), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Al Jum’ah Ayat : 8)

Demikianlah wejangan ini, ma’na di balik kalimat “Sesakti apapun Arjuna, tetap yang berperan Ki Dalang” Mohon ampun kpd Allah SWT, mohon ma’af, bila terdapat kesalahan dan sedikitpun tidak ada maksud tertentu, hanya semata-mata menyampaikan haq Allah SWT, agar kita dihadapan Al Haq, tidak saling tuding menuding satu diantara kita, atas ma’af yg dibrikan, penulis ucapkan terima kasih, semoga bermanfa’at, hanya kepunyaan Allah lah segala puji-pujian teragung. InsyaAllah, kita lanjutkan dengan pembahasan dengan tema "Banyaknya beramal namun hanya mendapatkan kesemuan tiada akhir", di karenakan saling terkait, kiranya  penulis berharap agar unggahan-unggahan status sebelumnya di fahami benar-benar supaya sebagai bahan acuan untuk melengkapi unggahan-unggahan status sekarang dan akan datang sehingga tidak kehilangan arah dan tujuan ,

إِلهِي لََسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلا, وَلاَ أَقوى عَلَى النّارِ الجَحِيم

Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim. Yaa .. Allah, hilangkanlah rasa ujub dalam diri kami sehingga kami tidak pernah terlepas dari tali Aqidah yang sangat kokoh,  Aamiin . . yaa Robbal 'Aalamiin, 
Billahi taufiq wal hidayah. 
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 



Kata-Kata Arifbillah

"Jadikan kematian itu hanya pada badan 
kerana tempat tinggalmu ialah liang kubur 
dan penghuni kubur sentiasa menanti 
kedatanganmu setiap masa".  (Imam Al Ghazali)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar